Rabu, 25 Februari 2009

Bang Jago

Semakin berkembangnya kota-kota besar di Indonesia, para penghuni kampung (orang daerah), berlomba-lomba hijrah ke kota-kota besar salah satunya Jakarta. Mereka menganggap bahwa kota besar seperti Jakarta menjanjikan sebuah kesuksesan. Namun pada kenyataannya para penghuni kampung (orang daerah) ini harus berjuang dengan sekuat tenaga untuk dapat meraih kesuksesan yang diharapkan.

Mungkin bisa dibilang rejeki buat para pekerja keras, para penghuni kampung (orang daerah) ini banyak yang meraih kesuksesan di Jakarta bahkan mereka dapat membuka peluang kerja bagi warga pribumi.
Namun dengan berjalannya waktu warga pribumi ini merasa tersaingi, bahkan bertindak seenaknya, palak sana sini, nodong sana sini (ini hanya sebagian) tapi apa daya, kami hanya orang kampung yang ingin mencari sesuap nasi di kota yang kejam ini, sempat terlintas ingin membalasnya diluar nanti.

Hal lain pun sama ketika ada sebuah masalah sepele, mungkin persaingan bisnis, atau tingkah laku pendatang yang seenaknya. Ini biasa dijadikan sebagai pemicu sebuah keributan, yang lagi-lagi berlandaskan asas “kita harus lebih berkuasa”
Memang dasar pribumi selalu ingin lebih dihargai dan selalu ingin berkuasa di tanah kelahirannya. Padahal tak sedikit pula mereka masih bersandar pada penghuni kampung (orang daerah) yang sukses di Jakarta.

Fenomena ini sudah mendarah daging di kota besar khususnya Jakarta, istilah yang biasa kami sebut adalah “bang jago” ini julukan untuk warga pribumi. Karena faham yang ditanamkan oleh orang tua mereka, “bahwa jangan mau dijajah sama pendatang”.
Mungkin ini adalah realita yang terjadi di daerah rumah saya, padahal kalau di hitung, saya sudah tinggal kurang lebih 16 tahun, tapi kata-kata itu masih sering terdengar di telinga saya dan selalu saja ada bang jago-bang jago berikutnya.

Senin, 16 Februari 2009

Impian jadi anak METAL sesungguhnya


Ternyata untuk mencapai tahapan ini tidak mudah, ada banyak tahap yang perlu dikuasai. Mungkin sabar dan kerja keras salah duanya…hehehe

Klo di telusuri kegagalan seleksi untuk menjadi anak metal ada banyak faktor :
Pertama efesiensi waktu, gw terlalu santai dan berleha-leha akan brief yang akhirnya kelabakan ternyata death line tinggal 1 minggu.

Kedua membunuh ide, banyak ide yang begitu cerdas tapi dianggap begitu dangkal dan tidak out of the box, padahal ide itu yang paling dekat dengan TA.

Ketiga terlalu bingung mikirin iklan ini mo dibawa kemana.
Dan yang terakhir
“lupa akan cinta terhadap TA karena memikirkan ambisi menjadi anak METAL”

Resep Rahasia dari Dapur Sang Maestro


Jualan apa pun prinsipnya sama. Begitupun dlm nge-branding. Apakah itu permen, bumbu masak, apartemen, partai, capres, maupun kota.Ada banyak teori buat pijakan. Semuanya bisa dipakai buat nge-branding apa pun juga, asal kita mau berpikir dan menggali dengan strategis. Lain halnya kl kita cari teori instan yang langsung bisa dipakai. Ibarat pisau, ada banyak jenisnya. Semua bisa kita pakai buat apa saja, asal tau prinsip dasarnya. Mau mengupas mangga pun bisa pake pisau daging; tapi jangan pake pisau roti, karena tumpul. Mengupas bawang juga jangan pake pisau steak, karena bergerigi. Nah, dengan tau secara mendasar masing-masing teori, kita bisa memakainya buat nge-branding apa saja kok. Syaratnya ya itu tadi : pahami prinsip dasarnya, gak malas berpikir, dan gak cari yang instan.
O iya, ada satu syarat lagi: lakukan dengan penuh cinta....(djitokasilo)

Sabtu, 14 Februari 2009

Mbasil (di atas idiot)

Di kelas psikologi komunikasi lagi ngebahas tentang pola pikir, trus ujung-ujung nya ngebahas idiot.
Apa ya (mbasil) klo gak salah denger atau salah nulis…hehehe
Biasa lah jadi perbincangan dan cemoohan sesaat, Klo ditelaah lebih jauh, orang – orang yang mengidap penyakit tersebut apa mau ia ditakdirkan seperti itu…
mungkin jelas tidak mau!!!
Tiba-tiba terbersit sebuah fenomena yang terjadi di keseharian kita…orang cenderung menjudge sesuatu tanpa memikirkan apa yang dipikirkan, dengan kata lain “tanpa memperdulikan orang lain”.
Mungkin itulah hidup, setiap orang cenderung bersikap emosional yang bersifat spontan, dan hanya memikirkan kepuasan bathin semata tanpa memikirkan orang lain.

Buana Bayu Jaka Surya


Sembilan pria tangguh yang mengikuti diklat DAS, angkatan ini dinamakan buana bayu jaka surya, kenapa?
Kerena pada saat pendidikan yang terjadi adalah :

Buana : alam, melakukan aktivitas di alam dan alam selalu bersahabat
Bayu : angin, pada saat malam hari hanya angin yang bertiup
Jaka : pria (laki), semua caang laki-laki
Surya : matahari, selalu menyinari ketika kita beraktivitas.

Oh iya kita punya nama bagus (itu julukan selama kita diklat) dan biasa nya nama itu identik dengan orang tersebut :
“Tirado” (gosong) kompi
“Tonggeret” (sejenis binatang malem yang selalu mengeluarkan suara ‘toeeeeeeereeeet’)
“Bagudung” (sejenis lutung)
“Gangkrang” (musang)
“Cangak”(bego)
“Salemo” (ingus)
“Kuma” (beruang)
“Berit”(tikus)
“Onggok”(ampas tahu)
Klo diinget banyak kejadian yang menegangkan, bahkan mengharukan, walaupun selalu ada canda tawa dan sukaria yang selalu kita jalani bersama.
“Lapor mentor gangkrang sb angkatan 12 siap”

MEMULAI LEBIH SULIT DARI MENERUSKAN

Sudah saatnya belajar nulis kenapa bagaimana dan harus dari mana memulainya? mungkin itulah pertanyaan yang pertama keluar, tapi dari situlah kita memulai segalanya, mulai dari apa yang kita tau sampai yang tidak tau, mulai dari yang mau dijalananin sampai yang apa yang sudah dijalani, intinya ada kemauan…
Semua itu adalah sebuah proses yang harus dilalui, seseorang pernah berkata jalan masih panjang dan ada 1000 langkah menuju kesana.
Mungkin ini bisa dijadikan langkah pertama untuk menuju ke langkah ke 1000 dan untuk sampai kesana masih banyak tahapan-tahapan…
Uneg-uneg mungkin bisa dijadikan sebagai sebuah tulisan yang kelak akan berguna untuk orang lain, detik ini jam ini sampai pada suatu saat berguna.