Selasa, 30 April 2013

Cerita Grammar dari Pare

Hampir mirip dengan minum obat, kelas grammar kali ini cukup menguras otak.

Entah saya yang bertambah tua, atau memang rutinitas ini terlalu membosankan :p

Saat rasa bosan itu muncul, sepertinya saat yang tepat untuk memanjakan hobi yang hampir lupa akibat terlalu sibuk dengan rutinitas.

Pare, 2013

Last Day In Speaking First Daffodiels



Menghela napas...

Seperti tak rela untuk meninggalkan teman-teman super seru...

2 minggu yang mengagumkan bersama teman-teman baru & teacher yang super...

Ini adalah langkah pertama untuk mencapai langkah ke 1000...

Ini baru permulaan, jalan masih panjang kawan...

Don't say Yes or No

Sore di sebuah kelas speaking...
Teacherku yang satu ini memang berbeda ia selalu memberikan sesuatu yang selalu berbeda.

Sepertinya ia tau apa saja yang dibutuhkan siswanya. Dalam hati saya berkata jangan-jangan ia punya six sense :p

Ada sebuah game yang selalu ku ingat. Saya menamakannya Yes & No question. Don't say yes & don't say no. If you say yes or no you lose.

Satu-satu siwanya akan ditanya mengenai sebuah pertanyaan. Tapi entah kenapa semua yang ditanya akan menjawab yes or no. But is rule not using yes or no.

Setelah saya pahami, ternyata makna dibalik game ini adalah banyak orang Indonesia khususnya saya, ketika ditanya mengenai sebuah pertanyaan ia akan menjawab yes or no padahal otak mereka sedang mencerna apakah maksud dari pertanyaannya tapi reflek kita menjawab yes or no. Lucu banget ya :)

First Day

Wangi parfumku seraya membius semua orang di Jalan Brawijaya, Pare, Kediri.

Dengan sepeda kumbang merk religh kukayuh dengan semangat. Sepanjang jalan saya bertemu banyak wanita edisi ramadhan (sebutan untuk gadis yang memakai jilbab). Semua terlihat begitu excited untuk masuk hari pertama periode 25. Untuk sekedar informasi ada 2 periode kelas di kampung inggris yaitu periode tanggal 10 & 25 setiap bulannya.

Setelah 10 menit akhirnya saya sampai di sebuah tempat kursus bernama Access es untuk mengikuti kelas vocabulary.

Di luar dugaan ternyata hanya dua orang murid saja untuk kelas vocabullary ini. Saya dan Atha (sahabat saya yang juga berniat untuk belajar bahasa di Pare).

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala saya saat itu. Ini bener gak sih, masa satu kelas cuma 2 orang :p. Tapi yaaa mau bagaimana lagi mungkin ini sudah jalannya (dengan kata lain bisa private).

Kelas pertama di tempat kursus pertama berjalan lancar.

Eits...tunggu dulu, untuk periode 25 ini saya mengambil 3 kelas di 3 tempat yang berbeda.

Waktu menunjukan pukul 08:10 am, waktunya untuk bergegas ke tempat kurus kedua bernama Elfash untuk megikuti kelas fundamental grammar. Kali ini agak berbeda banyak sekali siswanya.

Seperti kelas pertama lainnya, hari pertama ini hanya dilalui dengan introduction saja.

Cuaca siang ini begitu terik, entah karena musim kemarau atau memang matahari saat ini ingin menunjukan kekuasaannya.

Usai kelas grammar ini saya bergegas untuk kembali ke kost-an ku didaerah Jl. Anggrek yang berwarna pink ini.

Sampai di tempat kostanku ini aku berbicang-bincang bersama teman baru dari berbagai daerah. Ada Faris (SMG), Shiddiq (Bali), Endra (Bandung), Om Dodo (LPG), Chandra (MLG) & penghuni kostan paling lama Ardi (Bandung) yang hobi bermain game online.

Usai berbicang-bincang waktunya untuk istirahat sejenak sebelum memasuki kelas speaking malam nanti.

Tidak terasa waktu menunjukan pukul 17:30 saatnya untuk bersiap sebelum masuk kelas speaking pukul 18:30 nanti di Daffodiels.

Waktu begitu cepat sampai akhirnya saya sudah siap di kelas pertama speakingku. Entah ada magnet apa tapi saya merasa sangat nyaman dengan teacher kelasku ini. Dia bernama Mr. Koko. Seperti ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, ada sebuah energi besar yang membuat kita ingin selalu menantikan kelas berikutnya.

Teacherku yang baru ini sepertinya dia bisa mengetahui kelemahan seseorang terkait dengan bahasa. Mungkin dia punya indera ke 6 kali ya :p

Setiap habis kelas ia selalu bercerita mengenai pengalamannya di berbagai negara. Sebelum dia mengejar di pare ia adalah seorang karyawan di kapal pesiar yang singgah dari satu kota- ke kota lain.

Ia memiliki aksen yang berbeda. Kalo kata temanku, Mr. Koko ini memiliki aksen British tapi anehnya ketika ia berbahasa jawa aksen jawa-nya sangat kental terasa.


Pare, 25 Februari 2013

Finally Pare

Kadang gw suka bingung dengan hidup ini. Banyak orang yang rela meninggalkan segalanya untuk sebuah rasa penasaran.

Yap..tepat 24 Februari 2013 akhirnya gw menginjakkan kaki di Kediri untuk kedua kalinya. Berbeda dengan sebelumnya kali ini gw ke Kediri untuk belajar bahasa yang katanya bahasa international :p 

Pare sebuah daerah kecil di Kediri, surganya belajar bahasa. Berbagai macam tempat bahasa ada disini. Semua menawarkan bisa bahasa inggris dalam waktu singkat :)

Saat melangkah ke Pare sempat ada perasaan takut. Apakah saya bisa mengikuti semua kelas, apa nanti saya kuat berada di sini. Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan di kepala saat ini. 

Sampai akhirnya gw masuk ke kamar kost & bertemu teman-teman baru dari berbagai daerah. Teman-teman baruku ini berbagi pengalaman & merekomendasikan lembaga bahasa yang ok di Pare.

Sampai bertemu di kelas pertama esok ya :D

Pare, 24 Feb 2013.